Prof Ansari: Jadilah Sarjana Yang Mampu Membawa Perubahan Bagi Peradaban


Tebingtinggi-Intainew | Prof Dr Ansari Yamamah, MA pada orasi ilmiahnya di hadapan para wisudawan angkatan XVIII STIT Al-Hikmah Tebingtinggi mengatakan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berperan penting merubah peradaban manusia. 

Perubahan itu terbentuk disebabkan adanya para tokoh pemikir, lewat hasil pikirnya melahirkan ide dan gagasan yang berguna untuk peradaban umat manusia, kata Guru Besar Ilmu Sosiologi Hukum Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN SU) Prof Dr Ansari Yamamah, Kamis (30/11/2023) di Wisma Kartini, Kota Tebingtinggi.

"Fase pemikiran Filsafat logosentris muncul di awal abad 20 dan pada awal abad 21 ini fase pemikiran filsafat digitalicentris society 5.0 yang berbasiskan pada kemampuan personal dan kemajuan teknologi berjalan secara simetris," ujar Prof Ansari dalam orasinya.

Menurut founder Islam Transitif ini, bahwa dunia dibangun para pemikir, para elit, orang suci, bersama para ksatria, menghadirkan dunia yang beradab, modern yang berbasiskan pada nilai-nilai kemanusiaan.

"Dunia digital yang begitu cepat dengan hadirnya penemuan baru dan pengembangan teknologi digital dengan kecanggihan yang bertransformasi pada sendi kehidupan umat manusia, maka para sarjana harus mampu memosisikan dimana semestinya berdiri dan berkontribusi bagi perubahan untuk peradaban," ujar Prof Ansari.

Prof Ansari juga mengingatkan, bahwa sarjana Perguruan Tinggi Islam harus bisa mengaktualisasikan nilai dan pesan Alquran agar umat Islam mampu dan dapat memanfaatkan keilmuan itu bagi peningkatan kualitas peradaban.

"Janganlah kita berpikir secara lazim, hanya bisa mengklaim berdasarkan ayat-ayat suci (Alquran) dan berpasrah tanpa mau mengembangkan kemampuan yang dimiliki, sementara para pemikir barat lebih pada aktualisasi hasil dari pemikiran dan rekayasa pengetahuan dan teknologi bagi kehidupan umat manusia," sambung Datuk Pandya Wangsa ini.

Menurut peneliti UIN SU ini, model pembacaan yang lazim terperangkap pada norma normatif yang sudah tersurat dalam kitab suci dan mereka tidak mau keluar dari konteks ayat, sementara digitalisasi lahir dan hadir dari proses pencarian berdasarkan ilmu pengetahuan (sains) dan itu berimplikasi pada perubahan peradaban, inilah tugas para sarjana untuk melakukan perubahan peradaban.

"Berpikir Transitif mampu mengeksplorasi kemampuan personal dan selalu memberikan solusi dari persoalan kehidupan kemasyarakatan. Perubahan pola pikir, sebagai starting poin untuk melakukan perubahan. Pengembangan kemampuan diri (softskill) sebagai bawaan yang itu harus terus diasah secara baik, bisa lewat pendidikan formal maupun informal," ucap Prof Ansari.

Dalam orasinya para sarjana diingatkan agar jadilah manfaat buat manusia lainnya, inilah pesan penting dari momentum wisuda hari ini.

"Jadilah sarjana yang produktif sehingga mereka mampu bersaing di era revolusi industrial 5.0 yang menyeimbangkan kemampuan personal dan kemajuan teknologi. Sarjana pemikir dan berupaya untuk menemukan sesuatu yang baru, berkontemplasi yaitu lewat akal insaniah dan ilahiahnya," ungkap Prof Ansari memotivasi. * Int/ril

Lebih baru Lebih lama